Delapan Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat UGM Ikuti Program Pertukaran di Mahidol University, Thailand

Yogyakarta, 13 Maret 2025 – Delapan mahasiswa Program Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada turut serta dalam Program Pertukaran Mahasiswa: Isu Kesehatan dan Sistem Kesehatan di Thailand yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat, Mahidol University, Thailand. Program ini berlangsung dari 15 hingga 26 Maret 2025 dan bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung dalam memahami sistem serta kebijakan kesehatan di Thailand.

Mahasiswa yang terpilih berasal dari berbagai bidang minat, termasuk International Health, Kesehatan Ibu dan Anak – Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Lingkungan, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Mereka akan mengikuti berbagai kegiatan akademik dan praktik lapangan guna memperluas wawasan serta meningkatkan keterampilan di bidang kesehatan masyarakat.

Memahami Sistem Kesehatan Thailand Secara Langsung

Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi pengaruh faktor budaya, sosial, dan lingkungan terhadap praktik kesehatan masyarakat di Thailand. Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC) di Thailand, yang dikenal sebagai model sukses dalam penyediaan layanan kesehatan yang inklusif bagi masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa akan mendalami implementasi, strategi pendanaan, serta dampak kebijakan UHC terhadap sistem kesehatan di Thailand.

Selain itu, mahasiswa juga akan melakukan kunjungan lapangan dan berpartisipasi dalam inisiatif kesehatan masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk mengamati secara langsung strategi Thailand dalam meningkatkan kesetaraan kesehatan, memberdayakan komunitas, dan memberikan edukasi kesehatan. Program ini juga membuka peluang kolaborasi dalam penelitian terkait isu kesehatan global, seperti kesehatan ibu dan anak, penyakit menular, serta kesehatan lingkungan.

Beragam Kegiatan Interaktif dalam Program

Mahasiswa akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang telah dirancang untuk memperkaya pengalaman mereka, antara lain:

  • Pengenalan lingkungan akademik dan infrastruktur di Mahidol University.
  • Diskusi tentang sistem kesehatan Thailand serta implementasi UHC.
  • Kunjungan ke pusat layanan kesehatan masyarakat, rumah aman bagi perempuan dan anak, serta pusat inovasi kesehatan lansia.
  • Eksplorasi kawasan ramah lingkungan di Green City, Bang Krachao, Samut Prakan.
  • Diskusi kelompok mengenai isu kesehatan dan sistem kesehatan di masing-masing negara peserta.
  • Eksplorasi budaya dengan mengunjungi Temple of the Emerald Buddha.
  • Presentasi mahasiswa terkait isu kesehatan dan sistem kesehatan di negara masing-masing.
  • Evaluasi program dan acara perpisahan sebelum kembali ke negara asal.

Memperkuat Jejaring dan Kolaborasi Internasional

Selain memperluas wawasan akademik, program ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi lintas budaya serta kemampuan beradaptasi dalam lingkungan internasional. Interaksi dengan mahasiswa dan akademisi dari Mahidol University diharapkan dapat membuka peluang kerja sama dalam penelitian dan inovasi di bidang kesehatan masyarakat.

Melalui partisipasi dalam program pertukaran ini, mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM tidak hanya mendapatkan wawasan baru mengenai sistem kesehatan Thailand, tetapi juga memperkuat peran mereka sebagai calon pemimpin di bidang kesehatan masyarakat global. Program ini menjadi langkah strategis dalam memperluas perspektif akademik dan profesional mereka.

 

Penulis: Nanda Melania D.

Editor: Digna Niken Purwaningrum, S.Gz, MPH, Ph.D

Dosen Magister Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM Tekankan Peran Lintas Sektor dalam Kesehatan Jiwa

Yogyakarta, 5 Februari 2025 – Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes., dosen Magister Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM, menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mewujudkan kesehatan jiwa yang optimal. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan koordinasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Kota Yogyakarta yang berlangsung di Aula 1 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Dalam paparannya, Dr. Supriyati menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dalam penanganan kesehatan jiwa di masyarakat. Ia menyampaikan bahwa meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental, tingginya stigma terhadap penderita, serta dominasi pendekatan kuratif dibandingkan promotif dan preventif masih menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya peran lintas sektor dalam menciptakan ekosistem kesehatan jiwa yang lebih baik, mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif.

Salah satu strategi yang diangkat dalam pertemuan ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui inisiatif Kelurahan Siaga Sehat Jiwa dan Sekolah Sehat Jiwa yang telah diterapkan di Kota Yogyakarta. Program ini dinilai efektif dalam meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi berbagai permasalahan kesehatan mental, sekaligus mengurangi stigma terhadap gangguan kesehatan jiwa.

Selain membahas program pemberdayaan masyarakat, pertemuan ini juga mendiskusikan mekanisme kelembagaan dan koordinasi TPKJM, penguatan layanan kesehatan jiwa di fasilitas pelayanan kesehatan primer, serta strategi peningkatan akses layanan kesehatan mental bagi masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah, rumah sakit, lembaga sosial, dan komunitas yang bergerak dalam isu kesehatan jiwa. Melalui sinergi lintas sektor yang semakin kuat, diharapkan implementasi Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 80 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Upaya Kesehatan Jiwa Tahun 2024-2028 dapat berjalan secara optimal.

Upaya kesehatan jiwa yang berbasis kolaborasi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera yang menargetkan peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan. Dengan penguatan layanan kesehatan primer, peningkatan literasi masyarakat tentang kesehatan jiwa, serta pengurangan stigma terhadap gangguan mental, program ini berkontribusi pada pencapaian SDGs 3.4. Selain itu, sinergi lintas sektor dalam program ini juga mendukung SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, dengan membangun jejaring kerja antara pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat, dan sektor swasta guna mengatasi tantangan kesehatan jiwa secara efektif dan berkelanjutan.

Penulis : Zilfani Fuadiyah Haq dan Nanda Melania D.

Editor : Ari Prayogo Pribadi